Kang Pariman lewat depan rumah pak kiai dengan kelebat samar. Tapi tak luput dari awas kiai. "Mau ke mana, Kang?" tanya pak Kiai.
Kang Pariman berhenti, menghadap pak Kiai, dan menghatur jawab, "Ndak kemana-mana, Kiai."
"Kamu pernah naik Vespa?" tanya pak Kiai.
"Belum pernah, Kiai."
"Bisa naik Vespa?"
"Bisa, Kiai. Gampang," jawab kang Pariman lugas.
"Coba, naik Vespa saya. Pengen lihat, saya," utus pak Kiai, sambil menganggukkan kepala ke arah Vespanya yang diparkir di halaman depan rumah.
Dengan mantab kang Pariman melangkah mendekat Vespa dan duduk di atasnya.
Rekomendasi
-
Kang Pariman terkenal bandel. Dia suka melawan pengurus pondok dan sering mendebat para guru. Gaya bersarungnya abstrak, maksudnya, tak be...
-
Untuk menjadi anggota Banser, seorang pemuda waras haruslah mengikuti pendidikan dan pelatihan Banser yang biasanya diselenggarakan ...
-
Pada suatu majlis, Imam Malik, pengarang Muwaththo', berkata bahwa urusan rejeki adalah urusan Allah. "Manusia tinggal yakin da...
Posting Komentar